Cara Mencegah Kegagalan Usaha Baru

Bagaimana kita seharusnya memandang kegagalan, terutama sebagai pengusaha? Membencinya? Menghindarinya? Tidak. Sebagai pengusaha, kita harus bisa berteman dengan kegagalan.

Faktanya, lebih dari 50% usaha kecil gagal dalam 4 tahun pertamanya. Fakta ini bisa membuat Anda takut, atau membuat termotivasi. Kegagalan bukan jalan buntu.

Bagi banyak pebisnis yang kini sudah sukses dan kegagalan adalah awal. Lalu, apa penyebab kegagalan usaha baru dan bagaimanakah cara mengatasinya?

Salah satu penyebab kegagalan usaha baru ialah gagal beradaptasi ketika pasar terus tumbuh. Mungkin model bisnis awal Anda dapat menghasilkan keuntungan, tetapi jika Anda tidak memelajari pasar dan berkembang sesuai dengan itu, Anda berisiko tinggi untuk tertinggal.

Penyebab lain dari kegagalan usaha baru yang Anda jalani, yakni ketidaktepatan dalam menyususn dan menjalankan teknik pemasaran. Meski penjualan online di era digital saat ini mudah dilakukan, tetapi Anda bisa saja melakukan kesalahan sehingga menyebabkan kegagalan.

Misalnya, kesalahan dalam melakukan pemasaran sehingga tidak banyak pembeli yang datang karena kurangnya promosi. Padahal strategi SEO, pemasaran media sosial, dan penjualan silang antara semua saluran komunikasi sangat penting untuk meningkatkan visibilitas online untuk menarik pelanggan.

Selain itu, rencana bisnis yang kurang solid dan tidak realistis bisa menjadi penyebab lain terjadinya kegagalan usaha baru. Berikut tips untuk move on dari kegagalan usaha baru, khususnya bisnis online.

1. Terima Kegagalan

Kegagalan usaha baru merupakan proses dalam membangun bisnis online. Pola pikir pertama yang harus Anda tanamkan adalah ‘jangan takut gagal’. Beberapa pebisnis begitu takut gagal hingga setiap tindakan dan keputusan yang Anda ambil akan didasarkan pada rasa takut tersebut. Akhirnya ketakutan ini menghambat mereka untuk mengambil kesempatan berharga.

Ingat, Anda tidak sendiri. Ada sejumlah alasan umum kenapa bisnis online dan start up gagal. Berdasarkan poll CB Insights, salah satu yang paling umum adalah karena kurangnya pemahaman akan pasar, yang biasanya terjadi karena kelalaian dalam melakukan riset pasar.

2. Respons, Bukan Reaksi

Respons dan reaksi merupakan dua hal yang berbeda. Reaksi merupakan respons emosional yang spontan. Reaksi seperti ini biasanya akan semakin memperburuk masalah. Reaksi emosional bisa menghambat Anda untuk segera mengambil tindakan. Sebaliknya, respons merupakan tindakan terhadap sesuatu.

Misalnya traffic toko online Anda tidak kunjung meningkat, Anda bisa mendiskusikan strategi dengan tim digital marketing. Jika produk atau jasa yang kamu tawarkan tidak sesuai dengan pasar, Anda bisa berbicara dengan tim R&D. Dengan merespons kegagalan alih-alih bereaksi, Anda bisa menganalisis kesalahan dan membuat rencana untuk mengubahnya.

3. Catat Kesalahan yang Pernah Kamu Lakukan

Langkah ini bertujuan untuk mempersiapkan diri Anda untuk masa yang akan datang. Seringkali, orang lupa akan kesalahannya sehingga akhirnya tidak bisa belajar dari kesalahan yang pernah dibuat. Dengan mencatat kesalahan-kesalahan yang menjadi penyebab kegagalan usaha baru, Anda diingatkan kembali mengenai kesalahan di masa lalu yang bisa Anda hindari agar tidak terjadi lagi. Tak hanya itu, dari daftar tersebut Anda juga jadi bisa melihat kembali perjalanan bisnis dan pelajaran apa saja yang telah Anda dapat.

4. Analisis Tiap Kesalahan

Tanyakan pada diri Anda: Apa yang ingin saya capai? Apa hasil sebenarnya? Apa yang bisa saya lakukan lebih baik lagi? Bagaimana kesalahan ini bisa dihindari? Kira-kira kapan situasi seperti ini bisa terjadi lagi? Bagaimana saya seharusnya merespons apabila hal itu terjadi?

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang harus kamu jawab. Sebisa mungkin catat jawaban Anda di dalam buku catatan. Dengan demikian, Anda bisa membaca kembali catatan dan mungkin menemukan pelajaran yang kamu tidak sadari sebelumnya.

Dengan menganalisis kesalahan, Anda bisa mencoba ide-ide baru. Jika Anda tidak yakin bagaimana menganalisis kesalahan, coba cari perspektif kedua dari orang lain. Tanya orang lain yang kamu percayai atau Anda anggap sebagai mentor. Kemungkinan, mereka bisa memberikan perspektif baru yang tidak kamu sadari sebelumnya.

5. Eksekusi Idemu

Ide bisa muncul kapan saja. Kadang-kadang bahkan saat Anda sedang santai, sama sekali tidak memikirkan tentang bisnis. Misalnya saat sedang makan atau sedang di kamar mandi. Anda semangat akan ide ini, tapi kemudian lupa karena harus melakukan hal lain.

Seminggu berlalu, seminggu kemudian berubah menjadi sebulan. Motivasi Anda untuk melaksanakan ide tersebut hilang. Akhirnya, Anda tidak pernah benar-benar melakukannya. Pernah mengalami seperti ini?

Kadang-kadang ide terbaik bisa datang di saat terburuk. Oleh karena itu, agar ide Anda tidak lenyap, Anda harus mengambil tindakan. Pertama, evaluasi ide. Pikirkan dan analisis baik-baik ide ini, setidaknya selama beberapa hari atau minggu.

Kemudian, jika ide tersebut bisa Anda eksekusi, segera lakukan. Ambil waktu untuk benar-benar mengembangkan ide tersebut. Evaluasi perkembangannya. Ide Anda bisa saja gagal, tapi juga bisa menjadi sesuatu yang bagus bagi bisnis. Anda tidak akan tahu jika kamu tidak mulai.

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp

Leave a Comment

Ilmu Bermanfaat

Lainnya

Apa Perbedaan Entrepreneur dan Intrapreneur?

Apa Itu Intrapreneur? Intrapreneur adalah pelaku utama dari kegiatan intrapreneurship, yaitu karyawan perusahaan dengan jiwa wirausaha. Seorang intrapreneur memiliki potensi untuk mengembangkan perusahaan seolah itu adalah

Mailketing by Regrow

PT. Digital Bertuah Nusantara
Jl. Mangga No. 94B
Pekanbaru - Riau
Indonesia

© 2022 mailketing.co.id All rights reserved. ‍