Fear of Missing Out atau FOMO adalah istilah psikologi yang menggambarkan rasa gelisah seseorang jika ketinggalan tren atau suatu hal yang menyenangkan. Apabila diartikan secara harfiah, FOMO ini memiliki arti “takut ketinggalan”.
Untuk memahami FOMO ini dengan mudah, Anda hanya perlu melihat media sosial. Mengapa demikian? Berikut kami berikan contohnya:
Coba diingat-ingat, bagaimana perasaan Anda saat teman mengunggah foto liburan di media sosial, sementara Anda sibuk bekerja bagai kuda. Apakah Anda merasa iri, gelisah, dan takut di saat yang sama? Yup, itulah yang dinamakan FOMO. Itulah mengapa FOMO termasuk ke dalam salah satu psikologi marketing.
FOMO dalam pemasaran itu memanfaatkan rasa takut tersebut untuk membuat calon konsumen melakukan pembelian dengan lebih cepat. Sebab kalau tidak cepat, mereka akan ketinggalan sesuatu. Entah itu diskon, stok yang terbatas, atau yang lainnya.
Cara Menerapkan Strategi FOMO di Website
Walaupun mudah, bukan berarti Anda bisa menerapkan strategi FOMO ini dengan bebas begitu saja di website. Salah-salah, calon pelanggan jadi tak percaya Anda dan conversion rate Anda justru bisa menurun drastis. Oleh karena itu, berikut adalah delapan cara menerapkan strategi FOMO yang baik dan benar di website Anda.
1. Berikan Diskon Terbatas
Siapa yang bisa menolak diskon? Dari sisi konsumen, membeli barang dengan harga lebih murah dari harga normal adalah kesempatan emas yang tak bisa dilewatkan.
Namun, bagaimana kalau diskon tersebut hanya berlangsung dalam waktu terbatas saja? Sudah dipastikan para calon pembeli akan lebih semangat lagi untuk membeli produk tersebut karena tak mau ketinggalan diskon.
2. Pemberitahuan Penjualan Secara Real-Time
Manusia cenderung mengikuti hal yang dilakukan orang lain. Hal tersebut dinamakan social proof dan juga berlaku dalam dunia bisnis. Dimana seseorang akan merasa lebih nyaman untuk membeli suatu produk jika orang lain juga membeli produk tersebut.
Nah, Anda bisa menerapkan social proof dan FOMO di saat yang sama pada website dengan menggunakan plugin Live Sales Notification. Seperti namanya, plugin FOMO WordPress ini akan memunculkan notifikasi atau pesan pop-up secara real-time di website Anda saat ada pembelian.
Dengan begitu, pengunjung akan lebih yakin untuk melakukan pembelian karena mereka menyaksikan sendiri terjadinya transaksi di website Anda. Selain itu, pemberitahuan dari plugin ini hanya muncul dalam beberapa detik saja. Sehingga bisa menanamkan rasa penasaran kepada pengunjung.
3. Tampilkan Jumlah Pengguna
Contoh penerapan lain dari social proof dan FOMO adalah dengan menampilkan jumlah pengguna/pembeli produk Anda. Hal ini bisa menunjukkan bahwa sudah banyak orang yang percaya dengan produk Anda. Serta, membuat pengunjung bertanya-tanya, “Waduh, aku selama ini tidak ikut udah ketinggalan apa aja, ya?”
Salah satu contoh penerapan strategi online marketing ini adalah pada laman Program Afiliasi Niagahoster. Kami tak hanya menampilkan jumlah member afiliasi aktif, tapi juga total pembayaran afiliasi.
4. Tunjukan Bahwa Produk Sedang Dibutuhkan Banyak Orang
Strategi FOMO yang satu ini mempunyai dua efek kepada calon konsumen. Pertama, jika mereka tak langsung membeli, hilanglah kesempatan untuk membeli produk tersebut. Kedua, jika tak membeli produk tersebut, kemungkinan besar mereka harus membeli produk lain dengan harga yang lebih mahal.
5. Batasi Ketersediaan Produk
Strategi yang ini hampir mirip dengan nomor empat di atas. Bedanya, alih-alih menampilkan popularitas, Anda justru menampilkan sisa stok produk.
Dengan begini, calon konsumen bisa tahu dengan jelas berapa sisa produk yang mereka inginkan sebelum kehabisan. Ini akan menghasilkan sense of urgency kepada calon konsumen untuk segera membeli produk tersebut.
6. Berikan Batasan Waktu Pesanan
Strategi FOMO yang satu ini sudah umum diterapkan saat memesan hotel, tiket transportasi, konser, dan bioskop. Umumnya untuk jenis ini, batasan waktu berkisar antara 15 menit hingga setengah jam sebelum pesanan otomatis dibatalkan oleh sistem.
Jadi, lamanya batasan waktu ini bisa disesuaikan menurut jenis bisnis online Anda. Intinya adalah batasan waktu bisa memberikan sense of urgency kepada calon konsumen untuk segera membayar pesanannya.
7. Tawarkan Gratis Ongkir Terbatas
Sebanyak 9 dari 10 orang mengatakan kalau gratis ongkir menjadi alasan utama untuk memilih belanja secara online. Dengan kata lain, konsumen sangat cinta dengan gratis ongkir. Anda bisa memanfaatkan rasa cinta ini untuk strategi FOMO dengan menawarkan gratis ongkir terbatas.
Saat ada penawaran gratis ongkir terbatas, orang-orang cenderung untuk segera melakukan pembelian. Karena jika tidak, mereka akan kelewatan gratis ongkir dan harus mengeluarkan uang lebih untuk biaya pengirimannya (yang seharusnya bisa gratis).
Anda bisa memberi batasan waktu atau batasan jumlah pengguna yang bisa menggunakan gratis ongkir. Misalnya, gratis ongkir sampai tanggal sekian atau hanya untuk berapa pengguna pertama saja.
8. Perbaiki Bagian Rekomendasi Produk
Memberikan rekomendasi produk berdasarkan apa yang dibeli/dilihat konsumen merupakan praktik yang sudah sangat umum di toko online. Namun, Anda bisa mengubah praktik ini menjadi lebih FOMO dengan cara yang simpel. Bagaimana?
Alih-alih menuliskan “produk yang berkaitan” atau “rekomendasi produk yang mirip,” Anda bisa mengubahnya menjadi, “Orang lain juga membeli produk ini.” Perubahan kecil ini menambahkan elemen social proof, sehingga bisa memicu perasaan FOMO pada konsumen.