Tahapan Marketing Funnel

Funnel adalah sistem pemasaran yang merupakan bentuk lain dari customer journey.

Baik marketing funnel atau customer journey, keduanya sama-sama menjelaskan suatu proses tentang seseorang yang tidak mengenal brand, kemudian mengenal brand, menimbang-nimbang, melakukan pembelian, menilai produk dari brand, hingga akhirnya menjadi pelanggan setia.

Tahapan Marketing Funnel

Untuk mendapatkan beberapa keuntungan dari marketing funnel seperti yang telah disebutkan di atas, berikut tahapannya yang perlu dipahami.

1. Awareness (Kesadaran)

Kesadaran adalah tahap paling atas dari marketing funnel. Ini merupakan tahap saat calon pelanggan sadar akan keinginan dan kebutuhannya.

Biasanya, mereka akan sadar tentang kebutuhannya melalui masalah yang sedang dihadapi. Lalu, mereka akan mencari solusi melalui berbagai media, seperti media sosial, iklan, atau mesin pencari.

Jika Anda sudah mengetahui permasalahan yang dialami, cobalah untuk membuat konten yang menawarkan solusi pada mereka.

Selanjutnya, rekomendasikanlah produk atau jasa untuk mengatasinya sehingga mereka tertarik untuk melakukan pembelian.

Dikutip dari Forbes, salah satu cara terbaik untuk membangun hubungan yang kuat dengan pembeli pada marketing funnel adalah menggunakan sistem CRM (Customer Relationship Management).

2. Interest (Minat)

Tahap selanjutnya adalah minat, di mana calon pelanggan akan belajar lebih banyak tentang perusahaan, produk, hingga meneliti setiap informasi yang disediakan.

Apabila calon pelanggan telah menunjukkan ketertarikan, Anda harus memaksimalkan strategi sehingga mereka melakukan pembelian nantinya.

Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menarik calon pelanggan untuk terus menyaksikan konten bisnis Anda. Jadi, mereka tetap berada di target pelanggan.

Dengan begitu, mereka akan terbayang mengenai produk yang ditawarkan dan hingga akhirnya sampai pada tahap pembelian.

3. Consideration (Menimbang-nimbang)

Sebelum masuk tahap pembelian, tahap berikutnya dalam marketing funnel adalah consideration.

Pada tahap ini, calon pelanggan akan mencari tahu tentang produk lebih banyak mungkin. Bahkan, akan melakukan pertimbangan kualitas dan harga dengan pesaing yang menjual produk sama.

Untuk meyakinkan calon pelanggan dalam tahap ini, Anda pun perlu terlibat dalam memberikan infromasi sebanyak-banyaknya.

Cobalah untuk menginformasikan detail produk dan penawaran melalui kampanye email marketing, sambil terus memelihara hubungan dengan pelanggan melalui konten yang ditargetkan, studi kasus, uji coba gratis, dan lainnya.

4. Purchase (Pembelian)

Setelah melalui beberapa tahap di atas, pembeli nantinya akan sampai pada tahap purchase atau pembelian.

Pada tahap ini, pelanggan telah memutuskan untuk membeli dan berubah menjadi pelanggan. Di sinilah penjualan mengurus transaksi pembelian.

Jika pelanggan mendapatkan pengalaman positif, hal tersebut dapat mengarah pada rujukan yang mendorong bagian atas saluran pemasaran sehingga proses dan tahapannya dimulai kembali.

5. Retention (Pembelian Ulang)

Tahap retention (pembelian ulang) terjadi jika pelanggan merasa puas dengan pelayanan dan kegunaan produk yang mereka beli.

Oleh sebab itu, Anda perlu menjual produk yang berkualitas serta memberikan pelayanan pelanggan seramah dan sesolutif mungkin.

Tentu saja, hal ini untuk menarik pelanggan untuk terus berbelanja kembali.

6. Advocacy (Testimonial)

Jika pelanggan selalu puas dengan pengalaman berbelanja dan produk yang dibeli, mereka pun akan terus melakukan pembelian yang pada akhirnya menciptakan loyalitas. Dengan begitu, mereka akan memberikan ulasan atau review produk yang jujur dan positif.

Jangan sia-siakan tahap ini ya, coba kumpulkan seluruh testimoni positif dari pelanggan untuk mendorong adanya pelanggan baru.

Caranya, unggah atau tunjukkan testimoni baik tersebut sehingga pelanggan tertarik untuk turut membeli produk. Dengan ulasan yang terpercaya, seseorang pun akan semakin yakin untuk memutuskan pembelian.

Hal ini pun telah didukung oleh fakta dari Hubspot yang menunjukkan bahwa, sebanyak 70% orang lebih mempercayai ulasan pelanggan dibanding iklan.

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp

Leave a Comment

Ilmu Bermanfaat

Lainnya

Apa Perbedaan Entrepreneur dan Intrapreneur?

Apa Itu Intrapreneur? Intrapreneur adalah pelaku utama dari kegiatan intrapreneurship, yaitu karyawan perusahaan dengan jiwa wirausaha. Seorang intrapreneur memiliki potensi untuk mengembangkan perusahaan seolah itu adalah

Mailketing by Regrow

PT. Digital Bertuah Nusantara
Jl. Mangga No. 94B
Pekanbaru - Riau
Indonesia

© 2022 mailketing.co.id All rights reserved. ‍