Jenis-jenis persediaan perlu Anda ketahui jika bisnis memiliki gudang penyimpanan. Apalagi, jika bisnis Anda melakukan kegiatan manufaktur.
Manufaktur sendiri merupakan badan usaha atau perusahaan yang memproses bahan baku untuk menjadi produk akhir. Manufaktur tentu harus memiliki mesin dan peralatan produksi.
Dalam bisnis manufaktur, persediaan memainkan peran penting. Adanya persediaan dapat menjaga kelancaran proses produksi dan distribusi produk akhir ke konsumen.
Apa itu dan juga jenis-jenis persediaan? Semuanya akan dikupas tuntas dalam artikel ini!
Pengertian Barang Persediaan
Istilah persediaan mengacu pada bahan baku yang digunakan dalam produksi. Persediaan juga berarti adalah barang-barang produksi yang tersedia untuk dijual.
Persediaan atau inventaris perusahaan merupakan salah satu aset penting. Hal ini karena perputaran persediaan adalah sumber utama pendapatan.
Setidaknya ada tiga jenis persediaan yang umum dikenal, yakni bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Persediaan dikategorikan sebagai aset lancar pada neraca perusahaan.
Selain sebagai aset lancar, persediaan berfungsi sebagai penyangga antara manufaktur dan pemenuhan pesanan. Ketika barang persediaan dijual, catatannya dipindahkan ke kategori harga pokok penjualan (HPP) pada laporan laba rugi.
Terdapat beberapa metode manajemen barang persediaan. Metode tersebut, antara lain first in first out (FIFO) dan last in last out (LIFO).
Baca Juga: Mengenal Metode Inventory Control dan Manfaatnya untuk Bisnis
Fungsi Persediaan
Sebelum mengetahui jenis-jenis persediaa
n, kita perlu tahu terlebih dahulu fungsi persediaan bagi bisnis atau perusahaan.
Dari pengertiannya, kita dapat memahami bahwa persediaan berkaitan dengan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Barang-barang ini disimpan dan dikelola oleh perusahaan.
Berikut ini sejumlah fungsi persediaan bagi perusahaan:
1. Persediaan Berfungsi sebagai Cadangan
Cadangan diperlukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan. Perilaku konsumen terkadang tidak terduga, sehingga terjadi fluktuasi pasokan barang yang mengganggu jadwal perusahaan.
Adanya cadangan persediaan dapat mengatasi fluktuasi ini dan menjaga kegiatan produksi tidak terganggu. Aktivitas manufaktur pun terpisah dari kegiatan pemenuhan permintaan konsumen.
2. Persediaan Mau Tak Mau Jadi Kebutuhan
Persediaan membutuhkan ruang penyimpanan, modal, dan biaya tambahan lain untuk memeliharanya.
Modal yang diinvestasikan untuk menyimpan persediaan tetap menganggur sampai persediaan didistribusikan.
Di sisi lain, proses bisnis perusahaan tidak mungkin berjalan lancar tanpa adanya persediaan. Mau tak mau, persediaan harus dimiliki.
Hal ini karena biaya dengan tidak memiliki persediaan biasanya lebih besar ketimbang memiliki persediaan.
Selain itu, dengan persediaan membuat Anda memiliki lebih banyak pilihan barang yang dimaksudkan mengantisipasi permintaan pelanggan dan membantu perusahaan dalam menghindari ketidaktetapan permintaan.
3. Memberikan Nilai Ekonomis
Ketika mengisi persediaan, bahan baku misalnya, akan lebih ekonomis jika membelinya dalam partai besar.
Karena biasanya, pembelian dalam jumlah besar dapat menurunkan biaya pengiriman barang.
Memiliki persediaan yang memadai jauh lebih ekonomis ketimbang tidak memiliki persediaan sama sekali.
4. Menjaga Alur Produksi
Memiliki persediaan dapat menjaga alur produksi agar tetap lancar dan efisien.
Ketika membutuhkan bahan baku tambahan, bisa menggunakan persediaan yang ada. Jika permintaan bertambah, ada persediaan barang jadi yang bisa dikeluarkan.
5. Memengaruhi Pengambilan Keputusan
Memiliki persediaan yang banyak dapat memengaruhi motivasi pelanggan dan pengambilan keputusannya dalam pembelian.
Misalnya, pelanggan bisa saja tergoda untuk membeli lebih banyak jika persediaan ditampilkan dalam jumlah besar.
Jenis-Jenis Persediaan
Setelah mengetahui apa itu persediaan dan bagaimana fungsinya, kini Anda perlu mengetahui jenis-jenis persediaan yang ada.
Persediaan tidak hanya bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi. Terdapat jenis-jenis persediaan lainnya. Berikut perinciannya:
1. Bahan Baku
Bahan baku terdiri dari semua barang yang perlu diproses untuk dijadikan produk akhir. Dalam bisnis konveksi, bahan baku produksi pakaian, yaitu kain, benang, alat sablon, dan sebagainya.
Bahan baku dalam proses manufaktur biasanya bersumber dari pemasok. Jadi, perlu ada kerja sama dengan vendor tertentu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku.
Konsep bahan baku sebagai persediaan hanya ada di industri manufaktur. Dalam industri retail, tidak dikenal pemrosesan bahan baku menjadi barang jadi.
2. Barang Setengah Jadi
Ketika bahan baku diproses, statusnya meningkat menjadi barang setengah jadi. Barang setengah jadi, artinya barang ini belum melalui proses quality control dan pengemasan.
Pada manufaktur tertentu, barang setengah jadi merupakan bagian-bagian yang harus disusun menjadi produk utuh.
Jenis persediaan ini pada dasarnya merupakan barang yang sudah diproses, tetapi tidak dikirim untuk dijual.
3. Barang Jadi
Barang jadi adalah produk akhir yang siap untuk dijual di pasar.
Jenis persediaan ini sudah melewati semua tahap produksi dan quality control.
Barang jadi inilah yang didistribusikan kepada bisnis retail atau dijual langsung kepada konsumen.
4. MRO
MRO merupakan singkatan dari maintenance, repair, dan overhaul. Jenis persediaan ini relevan untuk industri manufaktur.
Persediaan MRO tidak dicatat sebagai barang inventaris dalam pembukuan, tetapi ia berperan penting dalam pekerjaan sehari-hari.
Barang MRO digunakan untuk pemeliharaan dan perbaikan mesin serta peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Contoh MRO, yaitu sarung tangan, mur, baut, sekrup, dan lain-lain.
5. Buffer Stock
Seperti yang disebutkan sebelumnya, salah satu fungsi persediaan yaitu sebagai cadangan untuk menghadapi fluktuasi permintaan. Lebih tepatnya, jenis persediaan inilah yang melakukan fungsi tersebut.
Pergerakan pasar selalu tidak bisa diprediksi. Perubahan yang terjadi dapat berdampak negatif terhadap penjualan atau proses produksi, sehingga perusahaan kehabisan stok.
Buffer stock merupakan barang-barang yang disimpan di gudang toko atau pabrik untuk meredam dampak guncangan tidak terduga.
Misalnya, terjadi lonjakan permintaan, keterlambatan transportasi, pemogokan tenaga kerja, dan sebagainya.
6. Cycle Inventory
Istilah untuk jenis persediaan yang satu ini, digunakan untuk menamai barang-barang yang dipesan dalam jumlah banyak dan digunakan secara teratur.
Cycle inventory biasanya berupa bahan yang langsung digunakan dalam produksi. Bisa juga barang ini merupakan bagian dari sejumlah proses reguler dalam produksi barang.
7. Decoupling Inventory
Dalam industri manufaktur, biasanya terdapat lebih dari satu mesin untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi.
Hasil dari satu mesin, dilanjutkan ke mesin lain untuk tahap proses produksi berikutnya.
Proses ini dapat berjalan lancar jika semua mesin bekerja bersamaan. Kerusakan pada salah satu mesin, dapat menggagalkan seluruh proses. Saat kerusakan terjadi, decoupling inventory memainkan peran.
Decoupling inventory merupakan barang-barang yang disimpan sebagai cadangan untuk diproses oleh mesin lain jika mesin sebelumnya gagal memproses barang.
8. Persediaan transit
Jenis persediaan ini merupakan barang-barang yang sedang dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain.
Misalnya, bahan baku yang diangkut ke pabrik dengan moda transportasi atau barang jadi yang diangkut dari gudang penyimpanan ke toko.