Word of mouth marketing adalah strategi pemasaran yang didasarkan pada rekomendasi pribadi. Ini adalah salah satu dari berbagai strategi marketing yang bisa Anda terapkan dalam berbisnis.
Pemasaran dari mulut ke mulut (WOMM) terjadi ketika konsumen berbicara tentang produk atau layanan perusahaan kepada teman, keluarga, dan orang lain yang memiliki hubungan dekat dengan mereka.
Pada dasarnya, ini adalah iklan gratis yang dipicu oleh pengalaman pelanggan. Misalnya, A menyukai suatu produk atau jasa, kemudian ia merekomendasikannya kepada B.
Secara tidak langsung, A telah membantu dalam memasarkan produk atau jasa dari merek tersebut kepada B.
Word of mouth marketing adalah salah satu bentuk periklanan yang paling kuat. Dikutip dari Investopedia, sebanyak 92% pelanggan lebih mempercayai teman mereka daripada media tradisional.
Mengapa Word of Marketing Penting?
Melansir SocialMediaToday, word of mouth marketing tidak berhenti hanya setelah satu interaksi saja.
Satu orang biasanya akan memberi tahu orang lain, dan orang itu akan memberi tahu orang lainnya, kemudian orang itu akan melanjutkan rantai dan menyebarkan berita lebih jauh.
Jadi, jika WOMM digunakan dengan tepat, suatu perusahaan akan memiliki potensi yang besar dalam pemasaran dan distribusi produk.
Keuntungan Word of Mouth Marketing
Dalam sebuah penelitian yang dikutip dari Forbes, sebanyak 64% eksekutif pemasaran menunjukkan bahwa mereka percaya bahwa pemasaran dari mulut ke mulut adalah bentuk pemasaran yang paling efektif. Sayangnya, hanya 6% dari mereka yang mengatakan telah menguasainya.
Padahal, jika ditelisik lebih lanjut, strategi pemasaran yang satu ini membawa banyak sekali keuntungan bagi perusahaan, lho. Berikut di antaranya:
1. Menciptakan Kepercayaan Pelanggan Terhadap Merek
Dengan word of mouth marketing, Anda bisa membangun kepercayaan pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
Karena WOMM terjadi ketika pelanggan merasa puas atas produk yang dipasarkan, mereka pun akan mempercayai perusahaan/merek tersebut.
Kemudian, apabila ia merekomendasikan produk itu pada orang lain, ini juga akan menciptakan kepercayaan merek secara lebih luas.
HubSpot pun menunjukkan fakta bahwa sekitar 75% orang tidak percaya iklan, tetapi 90% di antaranya mempercayai saran dari keluarga dan teman dan 70% mempercayai ulasan pelanggan.
Dengan kata lain, orang lebih mempercayai teman, keluarga (dan bahkan orang asing), daripada iklan.
2. Membangun Identitas Merek
Jika Anda baru membangun suatu usaha, WOMM mungkin bisa menjadi salah satu strategi pemasaran yang bisa dilakukan.
Dilansir dari laman Chron, pemasaran dari mulut ke mulut dapat menciptakan perasaan positif tentang produk dan layanan, yang pada akhirnya membantu perusahaan dalam membangun merek.
Jadi, penggunaan WOMM yang tepat bisa menempatkan perusahaan baru dan yang lebih kecil untuk sejajar dengan perusahaan yang lebih besar dan lebih mapan.
3. Meningkatkan Penjualan Tanpa Biaya Iklan Tambahan
Meningkatkan kepercayaan pelanggan akan memberikan peluang bagi suatu perusahaan untuk meningkatkan penjualan.
Di samping itu, word of mouth marketing juga tak membutuhkan biaya yang banyak, sehingga dapat menghemat pengeluaran untuk iklan. Pasalnya, strategi ini hanya mengandalkan pengalaman pelanggan.
Meski demikian, perusahaan perlu memperhatikan hal lain jika ingin memanfaatkan WOMM dalam jangka panjang. Salah satunya dengan selalu mengapresiasi pelanggan.
4. Membangun Komunitas dan Loyalitas Pelanggan
Pemasaran dari mulut ke mulut juga dapat membangun komunitas karena kepuasaan dan kecintaan mereka terhadap suatu produk.
Terbentuknya komunitas yang secara tidak sengaja tersebut biasanya bermula ketika sekumpulan pelanggan saling berbagi informasi terkait produk yang mereka sukai.
Adanya pengalaman positif tersebut pun akan menciptakan loyalitas pelanggan sehingga perusahaan dapat mempertahankan keuntungan mereka dalam jangka waktu yang lama.
Komunitas tersebut juga bisa menjadi media promosi gratis dan tanpa batas bagi suatu merek.
Hal ini tentu saja akan menguntungkan perusahaan karena biaya untuk mendapatkan pelanggan baru bisa lima kali lebih mahal daripada mempertahankan pelanggan yang sudah ada.