Apa itu product life cycle?
Product Life Cycle dalam bahasa Indonesia, dapat diterjemahkan sebagai siklus hidup produk. Artinya, sebuah produk dapat tercipta, berkembang, lalu hilang di pasaran. Seperti halnya manusia, produk juga memiliki siklus hidupnya tersendiri. Sebuah produk diciptakan dari ide lalu dikembangkan menjadi wujud nyata.
Dalam batas-batas bisnis modern, suatu produk kesulitan untuk hidup lebih lama jika tidak dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, ada divisi R&D dalam sebuah perusahaan agar suatu produk dapat layak dan berpotensi menguntungkan terus-menerus.
Tahapan Product Life Cycle
Product life cycle merupakan istilah yang mengacu pada rentang waktu suatu produk, mulai dari diperkenalkan kepada konsumen di pasar hingga dibuang dari rak penyimpanan. Ada empat tahap product life cycle. Empat tahap tersebut, yakni introduksi (introduction), pertumbuhan (growth), kematangan (maturity), dan penurunan (decline).
Fungsi product life cycle, yakni sebagai faktor untuk memutuskan kapan waktu yang tepat untuk menaikkan iklan, menurunkan harga, memperluas pasar baru, hingga mendesain ulang kemasan. Oleh karena itu, ada istilah manajemen product life cycle. Ini merupakan proses menyusun cara strategis untuk terus mendukung dan memelihara suatu produk.
1. Introduksi (Introduction)
Fase ini umumnya mencakup investasi besar dalam periklanan dan campaign marketing. Tujuan dari campaign ini, yaitu untuk membuat konsumen sadar akan adanya produk dan seperti apa manfaat produk tersebut.
2. Pertumbuhan (Growth)
Jika suatu produk berhasil, ia akan pindah ke tahap pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya permintaan pasar, peningkatan produksi, hingga perluasan ketersediaan produk.
3. Kematangan (Maturity)
Tahap ini merupakan tahap yang paling menguntungkan. Produk sudah dikenal dan dikonsumsi secara terus-menerus. Adapun biaya produksi dan pemasaran makin menurun.
4. Penurunan (Decline)
Tahapan ini terjadi jika sebuah produk tidak mampu bersaing dengan para kompetitor. Ketika suatu produk sukses, tentu perusahaan lain akan meniru, bahkan dengan peningkatan kualitas atau harga lebih rendah.
Faktor yang mempengaruhi Product Life Cycle
1. Perubahan Teknis
Siklus hidup produk tergantung pada tingkat perubahan teknis yang terjadi di suatu negara. Jika negara tersebut mengalami tingkat perubahan teknis tinggi, siklus hidup produk akan cukup pendek, karena produk baru yang lebih baik menggantikan produk lama.
Sebaliknya, jika tingkat perubahan teknis di suatu negara rendah, siklus hidup produk juga kemungkinan lebih lama. Misalnya, tingkat perubahan teknis di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara maju lainnya, tentu siklus produk bisa lebih lama.
Sebagai contoh, kita belum sepenuhnya pindah ke siaran televisi digital. Hal ini membuat siklus hidup produk televisi analog masih lebih tinggi ketimbang negara maju.
2. Penerimaan Pasar
Panjang siklus hidup suatu produk di suatu negara, tergantung pada tingkat penerimaan pasar juga. Jika konsumen suatu negara menerima produk baru dengan sangat cepat, siklus hidup produk di negara tersebut akan sangat terbatas.
Jika konsumen di suatu negara menerima produk secara bertahap, siklus hidup produk juga akan lebih panjang. Terkadang, faktor lain seperti buying power konsumen juga memengaruhi penerimaan pasar.
3. Kemudahan Masuknya Kompetitor
Situasi persaingan di pasar juga menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu produk. Kebijakan negara dalam bidang perekonomian juga dapat memengaruhi hal ini.
Jika kompetitor dapat memasuki pasar dengan mudah, siklus produk akan sangat singkat. Sebaliknya, jika kompetitor tidak dapat masuk masar dengan mudah, siklus hidup produk di pasar tersebut bisa cukup panjang.
4. Kapasitas Penanggungan Risiko
Perusahaan yang memiliki daya dukung risiko lebih besar, dapat mempertahankan produknya di pasar untuk waktu yang cukup lama. Hal ini karena mereka dapat menghadapi tantangan pasar secara efektif.
Namun perusahaan yang memiliki daya dukung risiko kecil, tidak mampu menghadapi tantangan besar. Siklus hidup produk mereka pun menjadi pendek.
5. Kekuatan Ekonomi dan Manajerial
Dua hal ini juga sangat menentukan keberhasilan perusahaan di pasar. Jika suatu perusahaan memiliki kekuatan ekonomi dan manajerial yang sehat, tentu siklus produk akan lebih lama ketimbang yang tidak.
6. Hak Paten
Jika paten suatu produk didaftarkan, siklus produk bisa cukup panjang. Hal ini karena negara melindungi “resep” atau komposisi suatu produk agar tidak mudah ditiru perusahaan lain.
Bila hal tersebut terjadi, tentu pemilik hak paten bisa membawanya ke meja hijau.
Contoh Product Life Cycle dalam Bisnis
1. Mesin Tik
Mesin tik sangat populer ketika diperkenalkan pada abad ke-19, karena membuat urusan menulis jadi lebih mudah dan efisien. Seiring perkembangan, mesin tik mengalami pertumbuhan hingga akhirnya penurunan. Hal ini karena munculnya produk baru seperti pengolah kata elektronik, seperti komputer, laptop, dan ponsel pintar. Mungkin masih ada saja peminat mesin tik.
Namun mesin tik sekarang berada di akhir fase penurunan dengan sedikit penjualan dan permintaan. Di sisi lain, komputer, laptop, ponsel pintar, dan tablet sedang mengalami fase pertumbuhan atau kematangan dari product life cycle.
2. Kendaraan Listrik
Jenis kendaraan listrik sedang mengalami tahap pertumbuhan dalam product life cyle. Hal ini karena perusahaan berupaya mendorongnya ke pasar dengan perbaikan desain yang berkelanjutan.
Meski kendaraan listrik bukanlah barang baru, inovasi yang konsisten di pasar dan potensi penjualan terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa mereka masih tumbuh dan belum memasuki fase kematangan.
3. Produk AI
Seperti kendaraan listrik, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, telah dikembangkan dan digunakan selama bertahun-tahun. Namun karena perkembangan AI yang berkelanjutan, ada banyak produk yang masih dalam tahap introduksi.
Inovasi-inovasi AI masih terus dikembangkan. Salah satunya kendaraan otonom yang belum banyak diadopsi oleh konsumen.