Kisah 7 Perempuan Sukses Pendiri Startup Indonesia

Carline Darjanto dan Ria Sarwono – CottonInk

Dua sahabat pendiri startup, Carline Darjanto dan Ria Sarwono adalah CEO, Co-Founder, dan CMO dari Cotton Ink, sebuah brand retail lokal yang fokus pada fashion wanita. Ternyata, keduanya memulai usaha di tahun 2008 secara online di Facebook dan Blogspot. Tak disangka, Cotton Ink mulai menarik perhatian banyak anak muda di Jakarta.

Saat artikel ini ditulis, Cotton Ink memiliki lima offline store di mall-mall di Jakarta dan mampu bersaing dengan brand internasional. Brand ini juga telah banyak berkolaborasi dengan artis perempuan papan atas di Indonesia.

Bahkan, kesuksesan Carline dan Ria mendirikan bisnis di bidang retail & e-commerce membawa mereka masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia.

Alamanda Shantika – Binar Academy

Mungkin Anda mengenal Alamanda Shantika sebagai salah satu orang yang turut berperan dalam tahap awal pengembangan Gojek, yakni sebagai Vice President of Product. Namun setelah Gojek berhasil stabil, ia justru memilih hengkang dan merintis startup edutech untuk membangun ekosistem digital startup di Indonesia.

Ketertarikannya terhadap matematika dan coding dimulai sejak usianya 14 tahun. Pada saat itu ia membuat situs blog miliknya dengan teknik coding. Kemampuan mendesain web kemudian menjadi salah satu landasan awalnya dalam berkarier.

Setelah hengkang dari Gojek, Alamanda fokus mendirikan start up Binar Academy, yakni sebuah platform bootcamp kelas online bersertifikat. Platform ini membantu setiap orang yang ingin belajar di bidang IT sesuai dengan standar industri digital. Kini, Binar Academy masuk dalam daftar Top 50 Most Promising EdTech in Southeast Asia

Shinta Nurfauzia – Lemonilo

Shinta Nurfauzia adalah sosok wanita yang merupakan Co-CEO dan Co-Founder Lemonilo, perusahaan startup  yang menjual produk makanan sehat dari bahan alami.

Shinta memiliki background pendidikan dan karier di bidang hukum, dan sudah sangat tertarik dengan dunia bisnis sejak bangku kuliah. Ketertarikannya di dunia bisnis semakin matang saat ia melanjutkan pendidikan S2 di Harvard Law School dan bertemu dengan Johannes Ardiant, yang saat ini adalah Co-Founder Lemonilo.

Dimulai dari produk mie instant sehat, kini Lemonilo sudah berinovasi menghasilkan banyak produk makanan sehat lainnya yang mampu bersaing dengan banyak perusahaan FMCG ternama. Lemonilo menjamin setiap produk-produknya sehat, praktis dan terjangkau bagi masyarakat.

Hanifa Ambadar – Female Daily

Female Daily adalah platform media online yang khusus ditujukan bagi kaum perempuan. Hanifa memulai Female Daily dari sekadar blog fashion personal pada tahun 2005. Akhirnya kini Female Daily berkembang menjadi media informasi yang terbilang besar.

Platform ini tidak hanya menjadi tempat bagi kaum hawa untuk membaca informasi yang ada terkait kehidupan mereka, tetapi juga menjadi sebuah wadah bagi komunitas yang dibentuk di dalamnya.

Melalui komunitas inilah para perempuan yang menjadi anggotanya dapat saling berbagi ulasan seputar produk-produk khusus perempuan serta berpartisipasi juga dalam forum diskusi yang telah dibuat mereka.

Keunikan media inilah yang membuat Hanifa mampu menjaring banyak klien untuk memasang iklannya dan banyak juga perempuan yang membuat media ini menjadi konsultasn yang paling dicari untuk menemukan solusi terkait perempuan. Female Daily dikabarkan mendapatkan pendanaan hampir USD 1 Juta (Sekitar 13 Miliar Rupiah) untuk ekspansi bisnisnya tersebut.

Samira Shihab dan Aliya Amitra – Tinkerlust

Berangkat dari permasalahan lemari penuh, dua sahabat ini berhasil mendirikan sebuah marketplace yang fokus di fashion item preloved.

Berdiri sejak tahun 2015, Samira dan Aliya merintis Tinkerlust, sebagai platform yang bisa mengakomodasi penyaluran item fesyen yang sudah tidak terpakai, namun masih layak untuk digunakan. Ide mendirikan Tinkerlust diawali oleh permasalahan lemari pakaian keduanya yang sering penuh sehingga banyak barang tak terpakai. Padahal, beberapa di antaranya yang masih sangat layak untuk digunakan.

Tinkerlust hadir sebagai solusi bagi orang yang ingin menjual atau mencari barang fashion preloved secara online dengan kualitas yang terjamin. Inilah yang membuat Tinkerlust berbeda, penggunanya bisa menemukan barang preloved bermerek dengan kualitas pilihan serta dijamin keasliannya.

Nabilah Alsagoff – DOKU

Bagi yang berkecimpung di dunia e-commerce pasti sudah pernah mendengar DOKU. Platform pembayaran online terbesar di Indonesia ini dikelola oleh seorang wanita Indonesia yang cerdas. Pendiri startup ini adalah Nabilah Alsagoff.

Awalnya, Nabilah menemukan masalah seputar kesulitan pembayaran online. Ia akhirnya membuat suatu solusi menguntungkan bagi problema transaksi di masyarakat tersebut.

DOKU telah melayani perusahaan besar seperti Air Asia dan Sinar Mas. Nabilah sebenarnya bukan orang baru di ranah bisnis digital, ia sudah memulai bisnis e-payment pada tahun 2002 yaitu saat ia masih menjadi konsultan bagi Kementerian Pariwisata Indonesia.

Pada waktu itu kasus yang ditanganinya adalah bagaimana membangun portal untuk membantu meningkatkan kembali industri pariwisata Bali pasca kejadian bom Bali yang dampaknya berskala internasional.

Pengalaman inilah yang akhirnya membuatnya menjadi pembicara di banyak komunitas dan acara bisnis digital, semacam Startup Asia Jakarta 2014.

Veronica Linardi – Qerja

Qerja memiliki visi yaitu meningkatkan tingkat kepuasan karyawan Indonesia terhadap tempat kerjanya masing-masing. Veronika Linardi adalah pencetus dan Founder/CEO yang membangun portal komunitas dunia kerja tersebut.

Bagi para job-seeker, biasanya ada satu hal yang sebenarnya penting untuk diketahui, tentang sebuah kantor atau perusahaan yang ingin ia lamar. Hal itu adalah perihal gaji dan ulasan soal bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya.

Sayangnya, memang tidak banyak informasi yang bisa diperoleh soal berapa gaji di kantor-kantor yang dituju. Fenomena ini terjadi karena masih sedikit orang yang secara terbuka membicarakan secara jujur berapa gaji mereka dan bagaimana pengalaman kerja mereka.

Tak berapa lama sejak dirilis, tepatnya Februari 2015 lalu, Qerja telah sukses menerima aliran investasi dari beberapa investor dan stakeholder untuk mengembangkan bisnisnya.

Diajeng Lestari – HijUp

Pada tahun 2011, Diajeng mendirikan HijUp. HijUp ini adalah e-commerce B2C (Business to Customer) dengan konsep fashion mall yang secara khusus menjual barang-barang fashion bagi wanita muslim di Indonesia.

Hingga kini, telah tersedia lebih dari 120 brand dari para desainer lokal yang tergabung dalam website-nya. investor, pihak 500 Startups, Fenox VC, dan Skystar Capital percaya bahwa HijUp ke depannya bisa melayani komunitas fashion muslim secara global.

Indonesia memang merupakan salah satu pasar muslim terbesar di dunia. Diajeng percaya Indonesia punya potensi untuk menjadi pusat fashion muslim dunia.

HijUp sendiri mengklaim diri telah menarik lebih dari 100 desainer lokal termasuk Dian Pelangi, Ria Miranda, dan Jenahara untuk bergabung di paltform-nya. Selain itu juga memiliki 1,6 juta unique visitor dengan 20% pengunjung tersebut berasal dari luar Indonesia, seperti Malaysia, India, dan Amerika Serikat.

Bila dilihat pada website-nya, HijUp memang telah menyediakan layanan pengiriman internasional bagi pelanggannya yang berasal dari luar negeri. HiJup terus berkembang dengan jumlah penjualan yang juga makin meningkat.

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp

Leave a Comment

Ilmu Bermanfaat

Lainnya

Apa Perbedaan Entrepreneur dan Intrapreneur?

Apa Itu Intrapreneur? Intrapreneur adalah pelaku utama dari kegiatan intrapreneurship, yaitu karyawan perusahaan dengan jiwa wirausaha. Seorang intrapreneur memiliki potensi untuk mengembangkan perusahaan seolah itu adalah

Mailketing by Regrow

PT. Digital Bertuah Nusantara
Jl. Mangga No. 94B
Pekanbaru - Riau
Indonesia

© 2022 mailketing.co.id All rights reserved. ‍