Manfaat Design Thinking Untuk Bisnis

Ada beragam manfaat design thinking bagi Anda dan orang-orang yang terlibat di balik bisnis Anda.

Beberapa di antaranya ialah mereka jadi lebih memahami kebutuhan yang tidak terpenuhi dari konsumen dan mengurangi risiko terkait penciptaan ide baru, produk, dan layanan.

Dengan design thinking juga Anda dan tim dapat menghasilkan solusi yang revolusioner dan dapat belajar dengan cepat.

Design thinking dapat diterapkan di mana pun dan oleh siapa pun.

Design thinking bukan hanya bisa diterapkan dalam bisnis, tetapi juga dapat diterapkan pada bentuk organisasi lain.

Tidak hanya para petinggi atau bos saja yang perlu menerapkan design thinking, tetapi juga seluruh tim.

Definisi Design Thinking

Sebelum mengetahui manfaat design thinking, Anda perlu tahu terlebih dahulu apa definisinya. Dalam pengertian sederhana, design thinking adalah proses untuk memecahkan masalah secara kreatif.

Manusia selalu menjadi pusat perhatian dalam design thinking. Dengan pemikiran ini, perusahaan terdorong untuk berorientasi kepada manusia.

Apa yang diciptakan perusahaan, bagaimana produk dan layanan diberikan, hingga bagaimana proses internal, semua mengacu kepada apa yang hendak diberikan kepada khalayak.

Ketika merancang solusi untuk kebutuhan bisnis, pertanyaan yang harus selalu ada yaitu apa kebutuhan manusia di baliknya.

Dalam menerapkan design thinking, Anda harus menyatukan kebutuhan dari sudut pandang manusia dengan kemampuan dari segi teknologi dan ekonomi.

Prinsip Design Thinking

Manfaat design thinking sangatlah banyak, tetapi Anda butuh tahu bagaimana prosesnya terlebih dahulu.

Setidaknya ada empat prinsip utama design thinking yang dibangun oleh Christoph Meinel dan Harry Leifer.

1. Aturan Manusia

Seperti apa pun konteksnya, semua aktivitas desain harus bersifat sosial.

Inovasi apa pun yang dilakukan, akan membawa kita kembali ke sudut pandang yang berpusat kepada manusia.

2. Aturan Ambiguitas

Ambiguitas dalam suatu desain tidak dapat dihindari, dihilangkan, atau disederhanakan.

Anda bisa bereksperimen hingga mencapai batas pengetahuan dan kemampuan Anda.

Hal ini penting untuk Anda lakukan agar dapat melihat sesuatu secara berbeda.

3. Aturan Desain Ulang

Dalam prinsip ini, semua desain dianggap sebagai desain yang diulang. Teknologi dan kondisi sosial dapat berubah dan berkembang, tetapi kebutuhan dasar manusia tidak berubah.

Untuk menjawab perubahan dan perkembangan, yang Anda lakukan adalah mendesain ulang. Tidak ada desain yang baru.

4. Aturan tentang Wujud

Desain dalam tataran ide masih belum terlihat dan belum bisa dirasakan secara nyata.

Membuat ide menjadi nyata dalam bentuk prototipe, memungkinkanmu untuk mengomunikasikannya secara lebih efektif.

Tahapan Design Thinking

Empat prinsip dalam design thinking seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, menjadi dasar untuk melakukan design thinking. Dalam prosesnya, ada lima tahapan design thinking.

Lima tahapan ini tidak harus dilaksanakan sesuai urutannya. Anda bisa melakukan tahapan ini secara paralel, tidak berurutan, atau bahkan mengulang terus tahapan tertentu yang Anda butuhkan.

1. Tahap Pertama: Berempati (Empathize)

Berempati di sini, artinya meneliti kebutuhan konsumen. Anda harus tahu apa yang menjadi masalah mereka dan bagaimana mengatasinya sesuai dengan keinginan mereka.

Empati sangat penting pada proses design thinking, karena proses ini memang berpusat pada manusia. Anda harus bisa mengesampingkan asumsi Anda sendiri tentang apa yang mereka butuhkan.

2. Tahap Kedua: Menentukan (Define)

Setelah tahap berempati, Anda sudah bisa mengumpulkan informasi mengenai konsumen. Dari sini Anda bisa menganalisis hasil dari pengamatan.

Melalui hasil analisis, Anda bisa mengidentifikasi apa masalah inti yang telah Anda temukan.

3. Tahap Ketiga: Penciptaan Ide (Ideate)

Setelah mengetahui dan merumuskan masalahnya, langkah selanjutnya adalah mencari solusi. Caranya adalah dengan penciptaan ide.

Setelah melalui dua tahap sebelumnya, Anda bisa mulai berpikir out of the box. Cobalah berbagai alternatif dalam melihat permasalahan, kemudian buatlah ide yang inovatif.

Melakukan brainstorming adalah hal yang sangat penting dalam tahapan ini.

4. Tahap Keempat: Purwarupa (Prototype)

Ini merupakan tahap eksperimen dengan tujuan membuat solusi terbaik untuk setiap masalah yang ditemukan. Solusi yang dibuat juga tidak hanya satu.

Anda harus bisa menghasilkan beberapa versi produk purwarupa dari hasil ide. Purwarupa ini juga untuk berfungsi untuk memeriksa apakah sudah sesuai dengan ide utama Anda.

5. Tahap Kelima: Pengujian (Test)

Setelah purwarupa produk tercipta, tidak ada langkah lain selain menguji coba. Apakah produk Anda sudah menjalankan fungsinya sesuai dengan yang direncanakan.

Meski ini tahap terakhir, bukan berarti pekerjaan Anda selesai. Terkadang, pada tahap pengujian, kita menemukan masalah pada purwarupa.

Ini tandanya Anda harus mengecek kembali tahapan-tahapan sebelumnya. Pada titik mana masalah ini bisa diatasi, kemudian mulailah kembali proses pada tahap tersebut.

Manfaat Design Thinking untuk Bisnis

Setelah mengetahui seluk-beluk mengenai design thinking dan bagaimana tahapan penerapannya, kini saatnya mengetahui manfaat design thinking untuk bisnis.

Design thinking membantu bisnis mengidentifikasi, memahami, dan mengatasi masalah dengan baik. Baik masalah yang mengganggu bisnis maupun pelanggan.

Nah, berikut sejumlah manfaat design thinking untuk bisnis.

1. Kolaborasi

Manfaat design thinking yang pertama, yaitu menciptakan kolaborasi. Dengan cara berpikir ini, kita terbuka terhadap segala masukan, mulai dari lingkungan dan komunitas, hingga feedback dari tim sendiri.

Kolaborasi berarti terlibat dengan berbagai orang dengan perspektif berbeda-beda. Cara ini berpotensi mengembangkan ide-ide baru untuk mengatasi masalah.

2. Fokus kepada Pengguna

Manfaat design thinking selanjutnya, yakni bisa fokus pada konsumen akhir Anda.

Ketika Anda mengetahui siapa yang akan menggunakan produk, Anda akan punya gambaran lebih baik ketika melakukan pengembangan bisnis.

Design thinking juga berguna dalam berbagai konteks lain. Misalnya, ketika Anda sedang menetapkan standar gaji dan tunjangan bagi pegawai, Anda tidak hanya berpikir dari sudut pandang finansial.

Anda juga memikirkannya dari sudut pandang pegawai. Anda bisa membaca bagaimana keputusan yang akan memengaruhi kinerja mereka.

3. Pengujian

Manfaat design thinking lainnya, yaitu membuat Anda dapat mengesampingkan asumsi pribadi terhadap kebutuhan konsumen maupun perusahaan.

Ketika menawarkan ide kepada klien atau konsumen, penolakan atau permintaan revisi sudah biasa terjadi.

Dengan mentalitas yang bersedia mendengarkan masukan dari berbagai pihak, ini akan menguntungkan bisnis juga. Anda bisa melakukan pengujian terhadap purwarupa produk yang sudah Anda buat.

4. Meningkatkan Semangat

Ketika bisnis Anda menghadapi masalah atau tantangan, hal ini dapat menimbulkan stres bagi Anda maupun tim. Melakukan perubahan dan restrukturisasi bisa jadi sangat melelahkan.

Memiliki pola pikir design thinking dapat mengingatkan bahwa ada solusi dan membantu Anda fokus pada cara menemukan solusinya. Hal ini termasuk dalam manfaat design thinking bagi bisnis Anda.

Demikian sejumlah manfaat design thinking bagi bisnis. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda!

Share:

Facebook
Twitter
WhatsApp

Leave a Comment

Ilmu Bermanfaat

Lainnya

Apa Perbedaan Entrepreneur dan Intrapreneur?

Apa Itu Intrapreneur? Intrapreneur adalah pelaku utama dari kegiatan intrapreneurship, yaitu karyawan perusahaan dengan jiwa wirausaha. Seorang intrapreneur memiliki potensi untuk mengembangkan perusahaan seolah itu adalah

Mailketing by Regrow

PT. Digital Bertuah Nusantara
Jl. Mangga No. 94B
Pekanbaru - Riau
Indonesia

© 2022 mailketing.co.id All rights reserved. ‍